08.00.00 -

10 Film Indonesia yang "Mungkin" bisa di buat versi gamenya

Hai Sobat Alien, pasti 99,9999999999% dari kalian sudah pernah nonton sinetron kan. nah pernah gak sih kepikiran buat bikin sinetron tersebut menjadi game?




Ide ini mulanya muncul ketika bermain game jepang dimana biasanya visual novel/drama/anime di jadikan sebuah game, tapi mungkin gak sih film indonesia dijadikan game? jawabanya ya, mungkin saja karena sebagian besar film indonesia sudah memiliki hal hal dasar yang wajib ada di game seperti cerita bagus, action, misteri, drama, dsb. tapi walaupun begitu tidak semua film bisa di jadi kan game seperti "ayat ayat cinta" dan "laskar pelangi", walaupun mereka di bilang punya cerita dan drama yang kuat, tapi story line tidak bisa bila di jadikan game.

tapi tetap ada beberapa film indonesia yang layak untuk di jadikan game, berikut 10 Film Indonesia yang "Mungkin" bisa di buat versi gamenya.


10. Petualangan Sherina

 
  
Film yang memang ditujukan untuk pasar anak-anak saat ini boleh dibilang terbilang langka. Di masa lalu, ketika dunia hiburan Indonesia masih dipenuhi dengan artis anak-anak yang berbakat dan anak-anak masih mendengarkan lagu yang memang ditujukan untuk umur mereka, film-film seperti ini laris manis. Salah satu yang terbaik? Tentu saja Petualangan Sherina yang fenomenal. Sebagai salah satu yang pertama di genrenya, Petualangan Sherina menawarkan semua hal yang dicintai oleh anak-anak, dari musik, tarian, hingga konsep petualangan besar yang mampu ditakhlukkan oleh seorang anak kecil. Lantas konsep game seperti apa yang bisa diusung di dalamnya? “Meniru” gaya game-game ala Dora The Explorer mungkin menjadi bentuk yang paling tepat. Menghadirkan elemen aksi yang minim, Petualangan Sherina dapat didesain sebagai sebuah game yang mengusung musik dan tarian yang disukai oleh anak-anak dan menjadikanya faktor untuk menemukan progress di dalam cerita.
9. Wiro Sableng


Tidak lengkap rasanya jika kita membicarakan film-film terbaik Indonesia, tanpa menyentuh film-film silat kebanggaan kita di masa lalu. Hampir tidak ada orang Indonesia yang tidak mengenal sosok pendekar yang satu ini. Setengah waras, berpakaian putih, dan bersenjatakan kapak yang sakti, Wiro Sableng memang menjadi sebuah legenda yang tidak tergantikan. Mengapa Wiro Sableng? Mengapa tidak karakter silat lain seperti Joko Tingkir? Karena, harus diakui, dari semua karakter silat fiksi yang ada, Wiro Sableng meupakan salah satu karakter dengan kepribadian yang paling unik dan kuat, sesuatu yang tentu saja akan berkontribusi besar pada pembawaan video game jika proses adaptasi dilakukan. Konsep yang pas? Bayangkan sebuah game hack and slash sederhana bertemakan Kerajaan-Kerajaan di masa lalu, dengan dialog dan komentar “nyeleneh” nan lucu dari mulut Wiro. Tentu saja akan menjadi sebuah game yang menarik.
8. Gerhana


Sebagian besar dari kita yang menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja di akhir tahun 1990-an tentu pernah mendengar sinema elektronik yang satu ini – Gerhana. Berbeda dengan sinetron-sinetron Indonesia yang di kala itu lebih berfokus pada percintaan, Gerhana hadir sebagai sebuah film tokusatsu sederhana yang menceritakan tentang kehidupan manusia-manusia dengan kekuatan psychokinesis, sebagian dari mereka membela kebenaran sementara yang lain hidup dalam rimbah kejahatan. Mengadaptasikan film “unik” seperti ini tentu saja menghasilkan sebuah video game yang berkualitas. Game-game yang mengusung karakter utama yang memiliki kemampuan Psychokinesis boleh dibilang sebagai barang langka yang masih sulit ditemukan di industri game saat ini. Menghancurkan para musuh dengan hanya menggerakkan mata? That is what Gerhana is all about!
7. Panji – Manusia Millenium


 Akhir tahun 1990-an memang menjadi masa-masa keemasan Tokusatsu ala Indonesia yang terbilang punah saat ini. Dari semua pahlawan bertopeng yang ditawarkan, Panji Manusia Millenium boleh disimpulkan sebagai yang terbaik saat itu. Mengusung kisah kepahlawanan ala para pahlawan Marvel yang menyembunyikan identitasnya ketika membela kebenaran, Panji si Manusia Millenium datang dengan desain karakter, cerita, dan visual effect yang terbilang cukup solid di kala itu. Mengadaptasikan film seperti ini tentu saja akan menghasilkan sebuah video game yang berkualitas. Konsep seperti apa yang harus diusung? Seperti tren yang sedang bekembang untuk mendefinisikan karakter superhero saat ini, konsep permainan ala Batman: Arkham City akan menjadi pilihan yang terbaik. Kompleks, tetapi sekaligus memberikan kesan cerita kepahlawanan yang lebih “manusiawi”.

6. Jelangkung


Dari semua film horror Indonesia yang ikut dalam kebangkitan industri film nasional, nama Jelangkung yang hadir dari tangan dingin Rizal Mantovani harus diakui merupakan salah satu yang terbaik di kala itu. Mengusung salah satu mitos urban yang sempat populer di masa lalu, Jelangkung datang menebar horror tanpa terperangkap untuk menyajikan hal-hal berbau seksual yang populer saat ini. Konsep seperti yang dapat diterapkan untuk Jelangkung ini? Para developer game Indonesia dapat menyulapnya menjadi sebuah game survival-horror ala Silent Hill pertama dan Siren. Ketakutan dimunculkan dari atmosfer penuh keheningan dan “makhluk-makhluk” mistis yang hanya muncul dalam sekelibat bayangan. Game nya harus memastikan Anda lebih banyak berlari dan bersembunyi dengan resource yang sangat terbatas untuk berbalik melawan.
5. Tutur Tinular


Kolosal, pertempuran besar, politik, romansa, pengkhianatan, dan jurus-jurus silat memukau adalah hal yang membuat sandiwara Radio di akhir tahun 1980-an ini begitu populer di seluruh Indonesia. Nama besar Tutur Tinular yang kemudian diangkat menjadi film layar lebar dan beberapa adaptasi di layar perak ini memang sudah menjadi legenda yang tidak terpisahkan dari industri film Indonesia. Menghadirkan cerita dan hubungan karakter yang kompleks serta pertarungan dan intrik dalam skala masif, Tutur Tinular memang menyediakan semua bahan yang tepat untuk menghasilkan sebuah video game berkualitas. Game-game lokal seperti Nusantara Online memang sudah terhitung menyulapnya menjadi sebuah game MMORPG yang patut diacungi jempol, namun harus diakui ada begitu banyak adaptasi potensial lainnya yang bisa dilakukan. Contohnya? Bayangkan saja sebuah game ala Dynasty Warriors, dimana karakter pilihan Anda dapat membantai ribuan prajurit di sebuah perang kolosal. Tutur Tinular dengan gaya Musou? Shut up and take my money!
4. Si Buta dari Gua Hantu


Wiro Sableng mungkin datang dengan kepribadian unik yang tidak tergantikan, namun jika kita membicarakan karakter fiksi silat yang popularitasnya yang tidak tertandingi? Maka nama “Si Buta dari Gua Hantu” adalah pilihan yang paling tepat. Sosok yang bisa dianggap sebagai “Chuck Norris”-nya cerita silat Indonesia ini memang dideskripsikan sebagai sosok pendekar yang tidak bercela jika berhadapan pada ketidakadilan di masyarakat. Di balik sosoknya yang buta dan kehadiran sahabat baiknya – sang lutung “Kliwon”, Si Buta adalah manifestasi dari sebuah sosok “superhero” Indonesia yang orisinil. Genre yang bisa diadapatasikan untuknya? Tentu saja hack and slash dengan elemen stylish ala Devil May Cry akan menjadi pilihan yang tepat. Membayangkan bisa mencicipi game seperti ini saja sudah cukup untuk membuat adrenalin sebagian besar dari kita melompat tinggi.


3. Merantau


Memperkenalkan sosok Iko Uwais untuk pertama kali, Merantau adalah film action modern Indonesia yang berusaha memperkenalkan kembali pencak silat sebagai olahraga bela diri asli dari Nusantara. Walaupun dibumbuhi dengan begitu banyak elemen drama, namun Merantau harus diakui merupakan kandidat yang tepat untuk menghasilkan sebuah game action fighting yang mumpuni. Tidak perlu mengambil porsi dari plot utama, developer dapat dengan bebas menciptakan sebuah side-story yang memungkinkan sang karakter utama untuk memainkan porsi yang lebih banyak dalam bertarung dengan jurus-jurus pencak silat yang indah. Konsep permainn yang paling cocok? Menerapkan mekanisme gameplay ala Jet Li – Rise to Honor yang sempat populer di Playstation 2 adalah pilihan yang terbaik.
2. Pintu Terlarang


Mendapatkan sebuah film psycho thriller yang berkualitas di Indonesia bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak film yang kemudian jatuh pada pusaran “ketidakjelasan cerita” yang kelam dan pada akhirnya tidak mampu memberikan sensasi ketegangan dan misterius yang tepat bagi para penikmat film. Dari kelangkaan kualitas ini, salah satu film yang terhitung berhasil melakukannya adalah Pintu Terlarang (Forbidden Door), sebuah film psycho-thriller karya sineas dalam negeri yang mampu menawarkan semua elemen dalam kapasitas yang berbobot. Misteri, darah, dan berbagai kejutan yang ada membuatnya pantas untuk diadaptasikan sebagai sebuah video game. Namun alih-alih mengambil bentuk ala survival-horror seperti saran saya di Jelangkung, Pintu Terlarang lebih pantas dirombak ke dalam gameplay yang berfokus pada penyampaian cerita yang terbangun secara rapi dan pelan. Format yang terbaik? Dengan menyulapnya sebagai sebuah game interactive drama ala Heavy Rain.
1. The Raid

The Raid atau Serbuan Maut harus diakui merupakan fenomena industri hiburan yang sedang naik daun dalam beberapa minggu terakhir saat artikel ini dihadirkan. Dirilis secara internasional terlebih dahulu, The Raid berhasil menawarkan sebuah konsep film action yang begitu dirindukan, tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh seluruh pencinta film di seluruh dunia. Hampir semua review internasional yang beredar memberikan nilai tinggi dan acungan dua jempol untuk film yang satu ini. Anda belum menontonnya? Anda benar-benar harus menyempatkan diri. Dengan dukungan sisi action yang begitu luar biasa dan reaksi positif dari berbagai belahan dunia, bukanlah hal yang tidak mungkin untuk menemukan The Raid tampil sebagai sebuah video game yang lahir dari developer raksasa di masa depan. Cara terbaik untuk merepresentasika The Raid dalam video game? Saya membayangkannya seperti ini: Meramu semua elemen aksinya dalam sebuah game action spionage ala Metal Gear Solid dengan mekanisme CQC pencak silat yang cepat dan suntikan active cut-scene yang sinematik tampaknya menjadi pilihan yang baik untuk merepresentasikan maha karya yang satu ini.

Nah, udah liat kan tadi 10 Film Indonesia yang "Mungkin" bisa di buat versi gamenya, walaupun mereka masuk kriteria tapi tetap saja pada akhirnya pada developer lah yang memutuskan apakah mereka akan membuat game itu atau tidak. semoga nanti pada akhirnya akan ada developer asal indonesia yang dengan bangga mengeluarkan game dari film indonesia.

Oh iya, bonus nih sebelum pergi, sebenernya the raid itu sudah pernah di buat versi gamennya, tapi masih sejenis mini game seperti OSU, bagi yang berminat linknya bisa cari sendiri di google :v, atau kalau gak ketemu bisa ask di komen bawah post ini bye.